MENEROPONG KARAKTER SESEORANG

MELALUI BAHASA

Oleh: Harry Prastyo

Suatu ketika ada seorang pemuda, sebut saja namanya Bobby 21 tahun, sedang berkunjung ke rumah gadis impiannya. Namun, di waktu yang sama, ada pemuda lain, sebut saja namanya Rudy, yang juga berkunjung ke rumah sang gadis tersebut. Si Rudy datang dengan keluarganya. Sontak saja si Bobby terkejut, namun ia dapat menyembunyikan keterkejurtannya itu. Setelah beberapa saat ngobrol dengan si Rudy, Bobby berpamitan pulang dan sesampainya di rumah Bobby berkirim SMS kepada sang gadis yang isinya berupa permintaan maaf karena telah berkunjung pada waktu yag kurang tepat. Benerapa saat kemudian, ada SMS balasan datang “Aku jga g tw klo klwrgne Rudy mw ksni, mkx ai jga agk kget. Aneh bgt…”

Itulah ilustrasi cerita yang didapatkan penulis dari lapangan. Melalui cerita tersebut, penulis mengajak pembaca untuk menganalisa kalimat SMS balasan dari sang gadis. Dalam paragraf pertama, penulis tidak hanya menyertakan teks yang akan dianalisis, namun juga menyertakan konteks yang menyertai teks tersebut, dengan harapan adanya pemahaman yang komprehensif terhadap teks tersebut.

Sumber data tulisan ini adalah SMS sang gadis, sedangkan datanya berupa beberapa kalimat dari teks tersebut. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memperoleh bukti tentang hubungan bahasa dengan karakter. Landasan dasar pikiran penulis dalam menganalisa SMS tersebut adalah dengan menggunakan Hipotesis Sapir-Whorf (HSW) yang dikembangkan, yang kemudian penulis sebut dengan istilah Hipotesis Sapir-Whorf (HSW) Modern. Sebelum membahas lebih jauh tentang HSW Modern, marilah kita bahas tentang HSW itu sendiri yang bersal dari Sapir dan muridnya, Whorf.

Dalam HSW dijelaskan bahwa bahasa memengaruhi pola pikir dan pola pikir memengaruhi budaya. Menurut Sapir dan Whorf dalam Samsuri (1988:56) bahwa bahasa itu menentukan dan memainkan peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kebudayaan manusia. Aspek pikir dan cara berpikir manusia sangat dipengaruhi oleh bahasa mereka. Perhatikan bagan berikut:

Bahasa Pola Pikir Budaya

Berdasarkan uraian di atas, kita mengetahui bahwa bahasalah yang membentuk pola pikir manusia. Maka hubungan antara bahasa dan pola pikir adalah hubungan kausatif (hubungan sebab-akibat).

Namun dalam tilisan ini, penulis tidak menggunakan HSW tersebut secara langsung, tapi menggunakan HSW yang dikembangkan, karena menurut penulis, pola pikir, dalam HSW, belum bisa membentuk budaya secara langsung.

Hal ini dikarenakan pola pikir masih bersifat abstrak, sedangkan budaya ada yang bersifat abstrak dan konkrit. Dalam tulisan ini, penulis memberi batasan pada budaya yang bersifat konkrit, karena budaya yang bersifat konkrit itulah yang akan bisa dirasakan manfaatnya secara langsung dalam kehidupan bermasyarakat, karena pada dasarnya budaya yang bersifat konkrit terlahir untuk mendukung budaya yang bersifat abstrak

Namun, menurut penulis, suatu pola pikir belum bisa membentuk budaya karena pola pikir (gagasan) akan lebih bermakna kalau ada individu-individu yang mengaplikasikan gagasan yang ada dan tiap individu itu akan membentuk karakter masing-masing. Oleh karena itu, “jembatan” yang menghubungkan antara pola pikir dan budaya adalah, menurut penulis, berupa “karakter”. Maka bagan HSW modern adalah sebagai berikut:

Bahasa1 Pola Pikir1 Karakter1

Bahasa1 Pola Pikir1 Karakter1

Dalam HSW modern, perkumpulan dari karakter itulah yang akan membentuk budaya. Penulis berpendapat bahwa karakter bersifat individual karena pola pikir pun bersifat individual, dan pola pikir bersifat individual karena bahasa yang membentuk pola pikir tersebut juga bersifat individual.

Dalam istilah Saussure bahasa yang bersifat individual itu disebut parole. Menurut Saussure dalam Samsuri (1988:15) bahwa istilah Perancis langue dan Parole untuk membedakan bahasa sebagai sistem yang bersifat sosial dan bahasa sebagai ujaran yang bersifat perseorangan, dan langue yang bersifat abstrak, sedangkan parole bersifat konkrit. Dalam dunia penelitian, bahasa yang bisa diteliti adalah bahasa yang bersifat konkrit, dalam artian ujaran seseorang dan ujaran ini bersifat individual. Oleh karena itu pada dasarnya, data penelitian bahasa adalah parole.

Jadi, dalam HSW Modern , bahasa seseorang akan memengaruhi pola pikirnya, selanjutnya dari pola pikir itu akan membentuk karakter seseorang, dan pada akhirnya perkumpulan dari karakter itulah akan terbentuk suatu kebudayaan..

Seperti yang ditulis oleh penulis pada awal tulisan ini bahwa data yang akan dianalisis adalah beberapa kalimat dari SMS sang gadis, yaitu “…mkx ai jga agk kget. Aneh bgt…”.Dalam ujaran di atas, kita bisa menemukan 1 kalimat negative (mkx ai jga agk kget) dan 1 kalimat positif (Aneh bgt).

Jika dianalisis kata “agk” mengandung nilai negative yang berarti “tidak terlalu”, jadi kalimat itu seharusnya menjadi “…mkx ai jga tidak terlalu kget.” Dalam SMS itu, menurut penulis, sang gadis mencoba memperhalus kata “tidak” dengan menggunakan kata “tidak terlalu”. Jadi sang gadis mencoba mengurangi (menurunkan) nilai negativenya.

Selanjutnya adalah kalimat “aneh bgt”. Penulis menyebut ungkapan itu sebagai kalimat karena pada dasarnya “aneh bgt” ini mempresentasikan anak kalimat “klo klwrgne Rudy mw ksni”. Dalam teori analisis wacana oleh Cook, kita mengenal istilah formal link, yang salah satunya adalah substitution, dalam konteks ini, “klo klwrgne Rudy….” Disubstitusikan dengan “Aneh bgt”. Di lain sisi,. fungsi ungkapan “aneh bgt” adalah untuk menguatkan anak kalimat sebelumnya, dalam linguistics kita mengenal konsep Question Taq. Jadi, kalau digabungkan, ungkapan “…mkx ai….Aneh bgt” berturut-turut membentuk kalimat negative, lalu diikuti kalimat positif yang berfungsi untuk menguatkan.

Berdasarkan HSW Modern di atas, bahwa bahasa memengaruhi karakter melalui pola pikir, maka melalui ungkapan sang gadis dalam SMS itu, penulis berasumsi bahwa sang gadis memiliki karakter yang suka merendahkan dirinya, namun melalui kerendahan dirinya itu sang gadis juga ingin menunjukkan eksistensi diri yang sebenarnya.

Pada akhirnya, penulis berpendapat bahwa bahasa memiliki hubungan dengan karakter yang dapat dibuktikan dengan HSW Modern. Namun, benarkah ada HSW Modern ini?benarkah hasil analisis itu merupakan karakter sang gadis. Jawabannya ada pada anda sendiri sebagai pecinta bahasa dan linguist masa depan Bangsa. SELAMAT BERGELUT DALAM DUNIA BAHASA!

Komentar

vel mengatakan…
pak, buku yang bahas tentang Hipotesis Sapir-Whorf (HSW), judulnya apa y pak? pengarangnnya siapa pak? saya butuh buku yg bahas tentang teori itu.
tolong djwb y pak.
thx

Postingan populer dari blog ini

Multi-Interpretasi Al-Quran dalam Perspektif Linguistik